
Prit!
Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Jono agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jon." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?"
Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.
"Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."
Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.
"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala."
Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
"Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."
Dengan ketus Jono menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bobi menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bobi mengetuk kaca jendela. Jono memandangi wajah Bobi dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bobi kembali ke posnya. Jono mengambil surat tilang yang diselipkan Bobi di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jono membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bobi.
"Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)".
Jono terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun, Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan... ....
Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.
Drive Safely Guys..
sumber: Ean's Note
sedih dhan..
ReplyDeletetapi ntah kenapa klo ngliat mukanya pak pulisi, kok bawaannya mau emosi ya?
huks..
Hiks..menyentuh
ReplyDeleteokyedeyyyyyyyyyyyyyyy
ReplyDeletehemmm thank you .... ehmmm jadi inget "pak pulisi ku itu " hahahhaha
ReplyDeletehmm.... gue sering ngebut juga siy dhan...
ReplyDeletemaaph yak pak polisi...
gue suka ga betah liat deretan mobil antri...
mantabsss bro isinya aku suka bacanya..
ReplyDeletemesti dikenalin ke pak Muhar nih, dhan... :))
ReplyDeletetapi gue juga gitu kok, Vin.. *pengalaman ditabok ama dipelototin polisi resek*
JOno=dezig? :D
ReplyDeletejono=kopral
ReplyDeletebisa dilihat di sini
hehehe...
ReplyDeletecoba polisi kaek bobi semua ya.. :)
ada juga pemabuk boncengan ama temennya tapi setiap lampu merah dia jalan,....kalo lampu ijo dia malah berhenti....temennya nanya, WHY? jawabnya kalem...takut ketabrak kakak gw...kalo ijo dia malah jalan... :p
ReplyDeletetfs
ReplyDeleteJONO = oJO ngoNO
ReplyDeleteitu lagunya grup "BUNGA"
ReplyDeletesiap!
ReplyDeletepolisi baekkk.....
ReplyDeleteWuih?? Galak amat polisinya ampe nabok cewe?
ReplyDeleteAku kalo ngeliat polisi tugas suka kasihan, tapi beberapa kali ngadepin polisi rese yang emang sengaja pengen cari duit bikin aku suka prasangka buruk duluan ama polisi.
makanya lu jon! laen kali kalo nyetir pake otak jangan pake tangan kaki doang!
ReplyDeleteeh, masih pake D70 apa udah upgrade jon?
nah itu dia masalahnya.................
ReplyDeletema'af kata lebih banyak polisi yang sengaja memancing di air keruh.......... dan itu hampir setiap hari kejadiannya............
makanya, pikiran sebagian besar orang orang "awam" kek kita ini ude memandang negative ke polisi, walopun kadang kita sendiri yang melakukan kesalahan. sing penting bisa damai.
polisinya baek hati sekali...
ReplyDelete:)
aahh, sediihhhh...
ReplyDeleteBiasanya aku paling anti dg polisi, tapi polisi yg satu ini membuatku terharu......
ReplyDeletesedih :(
ReplyDeleteserius?
ReplyDeletekalo ditilang gara-gara moto pak pulisi?
ReplyDelete*melirik ipe*
what a story!
ReplyDeletethanks, Dhan.
ini pelajaran. jgn sembarangan mengeneralisasikan (bhs sederhananya apa ya?) bahwa semua polisi itu nggak bener, tukang semprit, tukang malak, ampe tukang tabok (gile lu,Pe. beneran ditabok?). masih ada dari mereka yang berhati mulia dari kita yg serampangan menilai mereka 'rendah'.
~ngomong apa gw ini..
very touchy....
ReplyDeletegw kalo di stop polisi, bukan mukanya yg gw liat,...tapi perutnya! hahaha...
ReplyDeleteDitabok = ??
ReplyDeletedipukul?
Kalo naƩk hardtop ga kliatan, Ndra
ReplyDeletekalo yang naek hardtop biasanya penjahat bukan dan?...:P
ReplyDeletetergantung.. kalo hardtop merah ban gede, itu mahaguru Mbong..
ReplyDeletemakanya hati-hati dhan jangan suka ngebut*lho*
ReplyDeleteTerharu.
ReplyDeletemengharukan ....
ReplyDeleteitu polisi di indonesia kah? ;D
kalau ditilik tata bahasanya, sepertinya ini disadur, Mam
ReplyDeletesedih dan menyentuh ....
ReplyDelete